Sunday, October 31, 2010

Living Harmony With Disaster


Indonesia dalam periode berturut turut terkena bencana alam seperti gempabumi, tsunami dan gunung merapi meletus. Bencana tersebut datang tiba-tiba dan kapan waktunya sulit di prediksi hanya beberapa alat yang bisa memprediksi namun kemampuan terbatas karena bencana alam adalah kuasa dari tuhan. Keadaan tersebut perlu mendapat perhartian mengingat posisi Indonesia berada pada lempengan dan patahan yang sangat rentan terhadap bencana geologi dan vulkanologi. Sepertinya masyarakat Indonesia perlu menyelaraskan hidup dengan bencana dalam arti masyarakat harus sudah siap dengan kondisi wilayah yang mereka tempati , mengharmoniskan diri mereka dengan bencana dan mengatur ruang yang baik agar meminimalkan bencana seperti mendirikan kontruksi bangunan yang aman dan baik untuk perlindungan, memahami karakter wilayah mereka dan menjaga alam mereka. selain itu kondisi phisikolog mereka harus sudah siap akan kerentanan wilayah mereka.

sumber foto : www.google.com

Saturday, October 30, 2010

Sudah Saatnya Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal dan Tata Ruang

Bencana alam sedang melanda negara kita, dengan waktu bersamaan tangal 26 oktober 2010 terjadi Gempa bumi serta di lanjutkan tsunami di kepulauan mentawai bertepatan di pesisir pantai yang menewaskan hampir ratusan orang dan gunung merapi meletus yang menewaskan puluhan orang. Dari ahli geologi sudah memperkirakan bahwa daerah tersebut memang rawan bencana. Misalnya gunung merapi yang secara administrasi masuk dalam dua propinsi Yogyakarta ( kab. Sleman) dan provinsi Jawa Tengah ( Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten), BPPTK sudah melakukan mitigasi dari dini mulai dari pembuatan peta rawan bencana dan jalur evakuasi yang sudah di persiapakan sedini mungkin, desa kinaharjo merupakan daerah rawan bencana, sebelum dua hari gunung merapi meletus Badan Geologi Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana dan pemerintah kabupaten sleman sudah menghimbau masyarakat untuk mengungsi kebarak pengungsian yang sudah siapkan, karena di perkirakan erupsi terjadi kearah sleman ,namun masyarakat belum mau turun dengan alasan bahwa juru kunci atau seseorang yang dianggap lebih tahu belum juga mengungsi dan selain itu ativitas berternak tidak mau mereka tingalkan. Dan yang terjadi saat gunung merapi meletus evakuasi warga dilakukan secara dadakan dan warga ahirnya mau mengungsi.hal ini perlu menjadi evaluasi pemerintah di dalam menagani mitigasi bencana. Mitigasi bencana perlu dilakukan dengan cara pendekatan kearifan lokal dan tata ruang, dimana pendekatan tersebut harus di sesuaikan dengan culture masyarakat sekitar, perlu sosialisasi secara intens walaupun gunung merapi dalam kedaan tenang, masyarakat harus tahu bahwa ruang yang mereka tempati rawan bencana.upaya mitigasi dalam penataan ruang dapat dilakukan dengan membuat peta zonasi, pngenalan ruang tersebut terhadap masyarakat,memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai kebencanaan. Sinkronisasi kearifan lokal dengan kebijakan pemerintah perlu dilakukan mengingat gunung merapi sudah diangap kekuatan spiritual bagi masyarakat jogyakarta dan aktivitas sehari – hari mereka selalu berkaitan dengan kawasan lereng merapi seperti menambang pasir, mencari rumput ternak dan berlandang.Dan bencana tsunami di kepulauan mentawai harus menjadi evaluasi pemerintah bagaimana mentata permukiman pesisir pantai di kepulauan terluar. Pengetahuan masyarakat tentang daerah yang mereka tempati rawan bencana perlu dilakukan sehingga masyarakat dapat berpatisipasi didalam melakukan mitigasi bencana. mereka dapat mengatur ruang yang mereka tempati “living harmony with disaster” atau mereka dapat menyelaraskan dan hidup berdampingan dengan bencana. dan upaya-upaya menghindarinya dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dari masing-masing daerah dan mendorong percepatan penyusunan peraturan terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang mempertimbangkan aspek kebencanaan. Alat untuk memperingatkan tsunami yang sudah siapakan oleh pemerintaha harus dirawat dan dijaga dari tangan tangan jahil sehingga berfungsi dengan normal.Dukungan penyediaan infrastruktur sangat penting seperti jalur-jalur evakuasi,rumah sakit, lapangan landasan udara yang dapat menyalurkan kebutuhan logistic bagi korban bencana sehingga bantuan tidak terkesan lambat.

“LIVING HARMONY WITH DISASTER”

sumber foto : www. google.com

Friday, October 8, 2010

Menelusuri kelurahan bandarharjo kecamatan semarang utara


Berawal dari pengerjaan tugas kelompok studio 7 perencanaan wilayah dan kota, ahirnya kami memutuskan untuk mengambil tema tentang penagulangan bencana yang berorientasi pada rekontruksi pasca bencana. Dengan bermodal peta google map ahirnya kami sampai kawasan bandarharjo yang terletak di kota semarang utara. desa ini merupakan perkampungan yang selalu terkena banjir rob karena letaknya dekat dengan pesisir utara laut jawa yang terdapat aktivitas pelabuhan. banjir rob yang terjadi akibat penurunan tanah di daerah semarang utara sehingga permukaan air laut lebih tinggi dari pada daratan, kerusakan ekosistem di sekitar pantai utara, perubahan iklim dan yang berkaitan dengan beberapa masalah lingkungan lainya. Dulu kampung ini merupakan alas namun dengan seiringnya waktu penduduk mulai berdatangan karena menginginkan tempat tinggal yang berdekatan dengan tempat kerjanya dan karena harga lahan disana masih murah. Menurut warga dulu banjir rob bisa diprediksi mengunakan waktu dan tanggal namun saat ini banjir rob selalu datang tak terduga bahkan bisa datang sewaktu-waktu.salah satu kondisi rumah warga dengan pintu yang hampir menyentuh tanah karena Peninggian penaikan lantai

kondisi dalam rumah warga yang yang jarak atap dengan lantai sangat dekat

Kampung ini di huni oleh manyarakat yang masyoritasnya berpendapatan rendah dan berkerja sebagai buruh, nelayan dan lain-lain. Kampung ini tiap harinya selalu terkena rob ,sehingga pada waktu air laut pasang permukiman di sekitar kawasan badarharjo terkena banjir rob. kondisi rumah yang selalu tergenang banjir rob membuat warga berinisiatif melakukan kenaikan lantai rumah masing-masing dengan biaya sendiri dan warga yang tidak mampu melakukan rekontruksi rumahnya jika banjir rob datang terpaksa mengungsi ke rumah tetangga atau mereka tetap bertahan dengan kondisi apa adanya.mungkin agak miris karena pemerintah belum melakukan solusi yang terbaik buat warga, adapun rumah susun yang dibangun tidak mampu menampung masyarakat yang terkena banjir rob,


rumah yang tergenang banjir rob

Rumah yang di urug dengan tanah

warga melakukan inisiatif kerja bakti untuk melakukan pembenahan kampoungnya namun hal ini terhambat oleh dana yang sangat minim. Keadaan seperti ini sangat berdampak pada kondisi sosial mereka, hampir 60% pemuda warga di sekitar kelurahan bandarharjo menjadi pengaguran, jika mereka berkerja hanya mengunakan sistem kontrak oleh perusahaan dengan waktu hanya bulanan karena perusahaan pun juga tidak mau rugi, sepercik harapan di wajah masyarakat pun terlihat ketika kami melakukan wawancara dengan meraka, yang merka inginkan adalah bantuan untuk memperbaiki rumah mereka dan banjir rob tidak masuk ke pemukiman mereka lg dan jika adapun solusi pemerintah ingin memindahkan tempat tinggal mereka jangan jauh-jauh dari permukiman mereka Karena rata-rata dari mereka berkerja di sekitar tempat tinggal mereka .

Setapak demi setapak pun kami terlusuri beberapa foto tentang sebagian kawasan bandarhorjo dan foto ini hanya sebagian mewakili masalah dan apa yang terjadi di kawasan ini dan masih banyak masalah yang terjadi di kawasan ini:




Prasara pendidikan yang terkena banjir rob, halaman sekolah yang tergenang oleh air rob sangat menganggu aktivitas para siswa, dibutuhkan dana yang cukup besar karena untuk penaikan permukaan tanah agar banjir rob tidak masuk kehalaman rumah lagi
salah satu kondisi rumah yang masih tetap dihuni karena tidak ada lagi tempat tinggal lainya karena keterbatasan dana pemiliknya
drainase yang buruk sehingga air tidak dapat mengalir , genangan air pun sudah menjadi bagian hidup dari warga

SEMARANG

Menikmati sunset di pantai marina untuk melepas sejenak rasa capek habis survey, , indahnya pantai ini^^


anak-anak bandarharjo sedang maen di teras halaman rumah
Bersama anak-anak rusun di semarang utara dan kelompok studio 7 . main bola di lantai dasar rumah susun merupakan aktivitas mereka jika ada waktu lengah, mereka terbiasa hidup dalam lingkungan banjir rob, tawa kecil dan sercecah harapan pun tampak dari wajah mereka, tak ada wajah kusam dan kwatir tentang lingkungan saat ini mereka tinggal,,,yah mungkin karena mereka masih kecil, tapi ada saatnya mereka akan bertanya dan mungkin mereka generasi penurus yang akan menyelamatkan kampungnya atau mungkin mereka akan engan dan jenuh dengan lingkunganya, lalu mereka akan pergi meninggalkan kampungnya begitu aja,,,
Narsis bentar di masjid agung semarang, kata temaku Ida Ismawati jika suatu saat dia nikah ingin ijab kabul di masjid ini, tapi kapan da? siapa jodoh kamu sekarang? hihihih....waduh jauh-jauh magelang- semarang...